Sabtu, 04 Februari 2017

Apa Saja yang Dibahas Dalam Filsafat Ilmu?


Setelah sekian lama menenggelamkan diri dalam rutinitas kampus, akhirnya saya bisa kembali ngeblog. Beberapa waktu yang lalu, seorang teman sempat meminta saya untuk menulis artikel mengenai filsafat ilmu. Permintaan ini sangatlah memberatkan bagi saya kerena bahasan filsafat ilmu sangatlah luas. Kalau mau dibahas secara detil, bisa jadi satu buku.

Saat saya mengemukakan alasan di atas kepada teman saya itu, bukannya memaklumi, ia malah memberi saran supaya saya tidak membahasnya sekaligus. Katanya, "Bahas saja sedikit demi sedikit, artikel demi artikel!" Saya hanya bisa berkata, "Kalau saya lakukan itu, bisa-bisa saya tidak sarjana. Saya sudah semester akhir ini bro!"

Oke, kita masuk ke dalam bahasan yang sesungguhnya. Saya harap teman-teman sudah memahami apa itu filsafat karena saya tidak akan membahasnya di sini. Jika teman-teman belum tahu, silakan baca salah satu artikel saya yang membahas tentang itu (klik di sini). 

Dalam artikel ini, saya hanya akan membahas filsafat ilmu secara ringkas, seringkas mungkin. Artikel ini diperuntukkan bagi teman-teman yang belum memiliki gambaran mengenai filsafat ilmu dan bermaksud membeli buku atau mengikuti kajian tentang filsafat ilmu. Anda tahulah, seringkali buku-buku yang ada di toko buku terbungkus plastik sehingga kita harus membelinya terlebih dahulu supaya bisa membaca isinya.  Nah, jika seseorang belum memiliki gambaran umum mengenai filsafat ilmu terus membeli buku filsafat ilmu, ia bisa saja kecewa nantinya. Kekecewaan yang bukan hanya didasari oleh cara penulis dalam memaparkan materi, melainkan kekecewaan yang dapat juga didasari oleh objek pembahasan yang tidak disukai.

Jika ada bagian yang tidak sempat saya singgung dalam artikel ini, saya mohon maaf, hanya sampai di situlah pengetahuan saya. Walaupun saya hanya membahas secara ringkas, namun saya tetap berkeinginan untuk membahasnya secara rinci di lain waktu---jika saya belum mati setelah menulis artikel ini.

Ini dia pokok-pokok bahasan dalam filsafat ilmu:

1. Definisi Pengetahuan


Hal pertama yang selalu di bahas dalam filsafat ilmu adalah definisi pengetahuan. Apakah pengetahuan itu? Pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang diperoleh oleh seseorang atau kelompok, terlepas benar atau tidaknya informasi itu. Dalam hal ini, yang mengetahui memiliki gambaran terhadap yang diketahui dalam dirinya sendiri.

Dalam filsafat ilmu, para filsuf telah menganalisis jenis-jenis pengetahuan yang dapat dimiliki oleh manusia. Berikut ini adalah jenis-jenis pengetahuan:
  1. Pengetahuan Biasa (common sense)
  2. Pengetahuan Ilmu (science)
  3. Pengetahuan Filsafat
  4. Pengetahuan Agama

2. Definisi Ilmu


Tentu saja dalam filsafat ilmu akan dibahas definisi ilmu. Dalam Encyclopedia Americana (1972) dikatakan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang bersifat positif dan sistematis. Carles Siregar sedikit unik dalam mendefinisikan ilmu. Beliau berkata, "Ilmu adalah proses yang membuat pengetahuan."

Jadi, apa itu ilmu? Ilmu adalah pengetahuan yang telah dikaji dan diuji sedemikian sehingga pengetahuan itu bersifat sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

3. Hakikat Pengetahuan


Para filsuf berbeda pendapat mengenai hakikat pengetahuan. Ada dua paham yang sangat bertolak belakang dalam menjelaskan hakikat pengetahuan yaitu Realisme dan Idealisme. Masing-masing dari dua paham ini memiliki banyak pendukung. Sejak dahulu sampai sekarang, perdebatan antara filsuf yang berpaham Realisme dan Idealisme tidak pernah selesai.

Dalam Realisme, pengetahuan pada hakikatnya adalah gambaran objektif dari alam nyata (realitas). Dalam Idealisme, pengetahuan pada hakikanya adalah proses-proses mental atau proses psikologis terhadap informasi-informasi dari alam nyata. Jadi, dalam Idealisme, pengetahuan merupakan gambaran subjektif terhadap alam nyata.

3. Sumber Pengetahuan


Filsuf memang jarang sekali sependapat. Mereka kembali berbeda pendapat mengenai sumber pengetahuan. Terdapat beberapa pendapat mengenai hal ini, yaitu:
  1. Empirisme : Pengetahuan diperoleh dari pengalaman idrawi.
  2. Rasionalisme : Pengetahuan diperoleh dari penalaran akal.
  3. Intuisi : Pengetahuan diperoleh secara tiba-tiba (sekonyong-konyong) tanpa diketahui dari mana sumbernya.
  4. Wahyu : Pengetahuan diperoleh dari Tuhan melalui firman yang diturunkan kepada nabi-Nya.
Khusus untuk orang-orang yang mengklaim bahwa intuisi dan/atau wahyu adalah sumber pengetahuan, saya tidak pernah menemukan ada  di antara mereka yang menganggap bahwa apa yang mereka klaim merupakan satu-satunya sumber pengetahuan. Mereka juga mengakui bahwa pengalaman idrawi dan penalaran akal dapat menjadi sumber pengetahuan.

Gabungan antara empririsme dan rasionalisme melahirkan metode ilmiah dalam dunia sains. Jadi, jika teman-teman bingung memilih antara empririsme dan rasionalisme maka masuklah dalam dunia sains. Jika bisa pilih dua-duanya, kenapa hanya satu, hehe.

4. Ukuran Kebenaran


Setelah mengetahui hakikat dan sumber pengetahuan, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, kapan suatu pernyataan dalam ilmu dapat dianggap benar? Para filsuf berbeda pendapat mengenai tolak ukur kebenaran. Berikut ini adalah 4 hal yang dapat dianggap sebagai tolak ukur kebenaran, yaitu:
  1. Teori korespondensi: Suatu pernyataan dianggap benar jika bersesuaian dengan objek yang dituju. Pernyataan, "Makassar adalah ibukota Sulawesi Selatan", dianggap benar jika dan hanya jika Makassar memang betul ibukota Sulawesi Selatan.
  2. Teori koherensi/Konsistensi: Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut saling berhubungan atau saling menerangkan pernyataan lain yang berkaitan.
  3. Teori pragmatisme: Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan itu mengandung manfaat.
  4. Agama: Suatu pernyataan dianggap benar jika sesuai dengan ajaran agama atau wahyu.
Hanya sampai di sinilah pembahasan kita. Sebenarnya masih ada lagi yang sering dibahas dalam filsafat ilmu. Namun, bahasan yang telah dipaparkan di atas selalu ada dalam buku-buku filsafat ilmu. Bahasan yang tidak ditampilkan dalam artikel ini hanya dibahas dalam buku-buku tertentu. Semoga dengan artikel ini, pembaca dapat memiliki gambaran umum mengenai bahasan dalam filsafat ilmu.

Sekian, semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar: